LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA MAKANAN MINUMAN I ANALISA LAKTOSA DALAM SUSU BUBUK


LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA MAKANAN MINUMAN I
ANALISA LAKTOSA DALAM SUSU BUBUK
( Metode Luff Schoorl)


Dosen Pengampu :
Hj. Dheasy Herawati, S.Si., M.Si

Disusun oleh kelompok B :
1.       Karisma Ayu Ningtyas
2.       Vira Safitri
3.       Laurensius Ariyanto
4.       Titania Wahyu Eka Dinata
5.       Maulia Yunia Aisyah
6.       Wahyu Utami
7.       Sholehatul Mardiyah
8.       Jitro Hello
9.       M. Bazid Hariri
10.   M. Bagus Prasetyo



UNIVERSITAS MAARIF HASYIM LATIF SIDOARJO
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
2019/2020




         I.             Tujuan
Untuk menentukan kadar laktosa dalam susu cair kemasan menggunakan metode Luff Schoorl.
      II.             Prinsip
Laktosa bersifat reduktor akan mereduksi Cu2+ menjadi Cu+, kelebihan Cu2+ ditetapkan dengan titrasi iodometri. Dengan menetapkan larutan blanko, maka volume natrium tiosulfat yang dibutuhkan untuk menitrasi kelebihan Cu2+ dapat diketahui, dan setara dengan jumlah laktosa yang terdapat dalam sampel.
   III.             Dasar  Teori
Susu merupakan sumber nutrisi yang penting untuk pertumbuhan bayi mammalia, termasuk manusia, yang mengandung karbohidrat (laktosa), protein, lemak, mineral dan vitamin. Laktosa merupakan satu-satunya karbohidrat yang terdapat dalam susu yang dihasilkan oleh mammalia. Laktosa hanya dibuat di sel-sel kelenjar mamma pada masa menyusui melalui reaksi antara glukosa dan galaktosa uridin difosfat dengan bantuan lactose synthetase. Kadar laktosa dalam susu sangat bervariasi antara satu mammalia dengan yang lain. ASI mengandung 7% laktosa, sedangkan susu sapi hanya mengandung 4%. Laktosa merupakan sumber energi yang memasok hampir setengah keseluruhan kalori susu (35 – 45%). Di samping itu laktosa juga penting untuk absorpsi kalsium.
Gula pereduksi merupakan golongan gula (karbohidrat) yang dapat mereduksi senyawa-senyawa penerima elektron, contohnya adalah glukosa dan fruktosa. Ujung dari suatu gula pereduksi adalah ujung yang mengandung gugus aldehida atau keton bebas. Semua monosakarida (glukosa, fruktosa, galaktosa) dan disakarida (laktosa,maltosa), kecuali sukrosa dan pati (polisakarida), termasuk sebagai gula pereduksi.
Metode Luff Schoorl merupakan salah satu metode untuk penentuan gula pereduksi. Pada penentuan metode ini, yang ditentukan bukannya kuprooksida yang mengendap tapi dengan menentukan kuprioksida dalam larutan sebelum direaksikan dengan gula pereduksi  (titrasi blanko) dan sesudah direaksikan dengan sampel gula pereduksi ( titrasi sampel). Penentuan titrasi dengan menggunakan larutan natrium tiosulfat. Selisih titrasi blanko dengan titrasi sampel ekuivalen dengan kuprooksida yang terbentuk dan juga ekuivalen dengan jumlah gula reduksi yang ada dalam bahan / larutan. Reaksi yang terjadi selama penentuan kadar laktosa adalah kuprooksida yang ada dalam reagen akan membebaskan iod dari garam kalium iodida. Banyaknya iod yang dibebaskan ekuivalen dengan banyaknya kuprioksida. Banyaknya iod dapat diketahui dengan titrasi dengan menggunakan larutan natrium tiosulfat. Untuk mengetahui bahwa titrasi sudah cukup maka diperlukan indikator amilum. Apabila larutan berubah warnanya dari biru menjadi putih, adalah menunjukkan bahwa titrasi sudah selesai.
Reaksi yang terjadi dalam penentuan gula pereduki dengan menggunakan metode Luff Schoorl dapat dituliskan sebagai berikut :
R – COH + 2CuO              Cu2O + R-COOH
H2SO4 + CuO              CuSO4 + H2O
CuSO4 + 2 KI              Cu2I2
I2 + Na2S2O3                     Na2S4O6 + NaI

   IV.             Alat & Bahan
·     Alat :                                                         
1.      Buret
2.      Beaker Glass
3.      Pipet volume
4.      Labu ukur
5.      Erlenmeyer
6.      Spatula
7.      Pipet tetes
8.      Hot plate
9.      Push ball
10. Neraca Analitik
11. Labu ukur
12. Corong

·          Bahan :
1.        Zn Acetat 3N
2.        KIO3 0.1N
3.        K4Fe(Cn)6 20%
4.        Aquades
5.        Luff Schrool
6.        KI 30%
7.        H2SO4 8N
8.        Indikator Amilum 1%
9.        Na thio 0.1N
10.    KI 10%
11.    Susu dancow, berbelac, klim, bendera

      V.             Langkah Kerja
v  Standart
a.        Siapkan buret yang telah dibilas dengan aquades
b.       Tuangkan natrium thiosulfat 0.01N dengan bantuan corong
c.        Siapkan Erlenmeyer isis dengan KIO3 0,1N 10ml 0,01N tambahakan KI 10% 8ml tambahakan H2SO4 2N sebanyak 0,2 ml
d.       Titrasi dengan Natrium Thiosulfat tambahakan amilum 1% sebanyak 1ml apabila setelah terjadi perubahan warna kuning muda kemudian titrasi kembali hingga TAT warna putih susu


v Blanko
a.        Dipipet 20ml Luff Schorl dimasukkan kedalam Erlenmeyer 15ml KI30% ditambahkan 15ml asam sulfat 8N dan titrasi dengan larutan kanji 1% sebanyak 1ml sebagai indicator.

v  Sampel
a.        Sampel susu ditimbang 10 gram kemudian di larutkan dengan 50 ml aquades, kemudian masukkan dalam labu ukur 100 ml.
b.       Pipet 50 ml larutan diatas dan ditambahkan dengan 5 ml K.ferro sianida 20% atau 4.5 N sambil digoyang-goyang, kemudian tambahkan 5ml Zn asetat 3 N dan goyang lagi sesudah itu diencerkan sampai garis, di kocok dan di saring.
c.        Pipet filtrate 5 ml + 20 ml Luff school panaskan dengan diberi pendingin sampai terbentuk endapan merah (Cu2O) dari mendidih di tunggu 15 menit kemudian diangkat dan didinginkan.
d.       Setelah dingin + KI 20% 15 ml, kemudian dengan hati-hati tambahkan kurang lebih 25 ml H2SO4 4 N atau 20%, sampai terbentuk I2, kemudian langsung di titrasi dengan Na thio 0.1N dengan indicator kanji




   VI.             HASIL
Merk susu
Blanko
standart
Sampel
Dancow
9,4
18,4
3
Bendera
9,2
17,8
3
Berbelac
9
18,2
1,5
Klim
9,4
18,2
1
Hilo
9
18,2
1,5

A.     Perhitungan
1.      Standarisasi natrium thiosulfat dengan KiO3
mlk natrium thiosulfat             = mlk KIO3
V1     x    N1       =  V2  x  N2
9      x    N          =  1,
                      N           = 0,1111
2.      Sampel
BL   -   T   = 18,2   -  1,5
                        = 16,7
                  = 16,7    x   0,1111
                                     0,1
                        = 18,5

3.      Table mg laktosa
(( 71,7  -  67,7 ) x 0,5 ) + 67,7
=  2    +   67,7
=  69,7 mg laktosa


4.       % laktosa
Mg laktosa    =  mg gula  x 100%  x D
                         Bahan mg
                      = 69,7 x100%
                          10.000
                      = 0,697%  x 40
                      = 27,8 % Laktosa

VII.             PEMBAHASAN
Praktikum kali ini bertujuan untuk menentukan kadar laktosa pada susu bubuk kemasan menggunakan metode Luff Schoorl.  Sampel yang digunakan adalah susu bubuk kemasan.  Laktosa merupakan satu-satunya karbohidrat (gula) yang terdapat  pada susu. Laktosa termasuk salah satu gula pereduksi, sehingga kadarnya dapat dihitung secara kuantitatif dengan menggunakan metode Luff Schoorl.
Metode Luff Schoorl merupakan salah satu metode yang dapat digunakan untuk menentukan kadar karbohidrat secara kimiawi. Prinsip dari metode ini adalah laktosa bersifat sebagai gula pereduksi maka akan mereduksi Cu2+ menjadi Cu+, kelebihan Cu2+ ditetapkan dengan titrasi iodometri. Dengan menetapkan larutan blanko, maka volume natrium tiosulfat yang dibutuhkan untuk menitrasi kelebihan Cu2+ dapat diketahui, dan setara dengan jumlah laktosa yang terdapat dalam sampel.
Iodometri adalah titrasi tidak langsung yang digunakan untuk menetapkan senyawa-senyawa yang mempunyai potensial oksidasi lebih besar dari sistem iodium-iodida atau senyawa-senyawa yang bersifat oksidator seperti CuSO4.5H2O. Melalui titrasi tak langsung ini maka semua oksidator yang akan ditetapkan kadarnya direaksikan terlebih dahulu dengan ion iodida berlebih sehingga I2 dapat dibebaskan. Selanjutnya I2 yang dibebaskan ini dititrasi dengan larutan baku sekunder Na2S2O3 dengan indikator amilum. Selain itu, titrasi iodometri ini digunakan untuk pembakuan larutan Na2S2O3 yang akan digunakan sebagai pentitran.

VIII.             KESIMPULAN
Pada praktikum ini kadar laktosa yang terdapat pada susu bubuk kemasan dengan menggunakan metode luff school sebesar 27,8 %



DAFTAR PUSTAKA
Day, R.A., dan Underwood, 1996, Analisa Kimia Kuantitatif, Jakarta, Erlangga
Fessenden, R.J., and Fessenden, J.S., 1982, Kimia Organik Edisi Ketiga, Jakarta, Erlangga
Sudarmaji, S., 2003, Analisis Bahan Makanan dan Pertanian, Yogyakarta, Liberty v

Comments